Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya pintar,
cerdas, dan mampu menyelesaikan tugas-tugas akademik sekolah dengan baik.
Harapan inilah yang menyebabkan orang tua berlomba-lomba memfasilitasi berbagai
macam keperluan anak, termasuk menyekolahkan anak di sekolah-sekolah khusus.
Harapannya agar anak menjadi siswa seperti yang diharapkan.
Dalam kehidupan kita tentunya
dijumpai hal yang bersifat positif maupun negatif. Kecenderungan kita untuk
mengevaluasi stimuli sebagai sesuatu yang positif dan negatif merupakan langkah
awal dalam usaha kita memahami dunia sosial. Lalu bagaimana dengan pendidikan
anak usia dini? Dewasa ini, para orang tua cenderung mengambil sikap yang sama.
Mereka menyekolahkan anak mereka pada institusi pendidikan khusus untuk usia
dini. Sikap yang diambil ini adalah salah satu bentuk pemikiran sosial yang
sedang melanda para orang tua. Mereka menganggap bahwa menyekolahkan anak
sedini mungkin adalah hal positif. Oleh karena itu, para orang tua (terutama
yang memiliki pendapatan tinggi) memilih untuk menyekolahkan anaknya di
sekolah-sekolah khusus tersebut.
Di satu sisi, sikap demikian ini
memiliki dampak yang baik apabila dilakukan dengan memperhatikan kondisi
sang anak. Namun, di sisi lain sikap ini bisa menjadi negatif apabila tujuan
orang tua justru hanya merupakan bentuk egoisme agar anak mereka bisa
berkembang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hal ini pada akhirnya akan
menimbulkan dampak yang buruk pada anak akibat dari tuntutan orang tua yang
harus mereka penuhi.
Pendidikan usia dini kini sudah
menjadi semacam trend bagi orang tua. Anak-anak yang berusia 2
tahun bahkan sudah disekolahkan dengan pendidikan khusus misalnya saja seperti
bina keluarga balita, posyandu terintegrasi, taman bermain atau play group,
taman kanak-kanak berbasis agama, dan tempat penitipan Anak. Sikap yang diambil
oleh para orang tua dan pemerintah saat ini tidak terlepas dari sikap ingin
mencontoh negara-negara lain yang telah menerapkan sistem PAUD ini. Selain itu,
yang melatarbelakangi sistem PAUD ini juga didasarkan pada pendapat para ahli
yang membahas mengenai perkembangan anak, khususnya dalam bidang intelegensi.
Beberapa tokoh psikologi anak juga mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Mereka menyebutkan bahwa anak usia
dini sudah bisa menyerap pelajaran dan memiliki kemampuan untuk belajar. David
F. Bjorklund menyebutkan pula bahwa dasar metabolisme otak (dalam tingkatan
penggunaan energi) meningkat dengan tajam setelah tahun pertama dan mencapai
puncaknya sekitar 150 persen ketika berumur 4 dan 5 tahun (Chugani, Phelps,
& Mazziota, 1987). Oleh karena itu, pada masa-masa seperti itu, perlu
diadakan optimalisasi terhadap kemampuan anak, khususnya daya intelektual anak.
"Di lembaga pendidikan
anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri,
kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa
mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat
beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara,
anak yang tidak mendapat pendidikan cukup di usia dini, akan lamban menerima
sesuatu," terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the Year dari
Vitasoy di Australia.
Selain itu, anak-anak
tersebut memiliki perbendaharaan kata yang baik, kemampuan yang lebih awal
dalam hal menulis, berhitung, kemampuan membaca yang berkembang dengan cepat
dibandingkan rata-ratanya. Hal tersebutlah yang pada akhirnya mendorong banyak
orang tua cenderung mengambil sikap yang sama, yaitu menyekolahkan anaknya pada
sekolah khusus untuk anak usia dini. Sebenarnya, yang menjadi pertanyaan,
apakah pendidikan anak usia dini merupakan langkah yang paling tepat bagi orang
tua dalam membantu perkembangan anak? Apakah benar, para orang tua melakukan
itu karena menganggap itu sebagai suatu kebutuhan anak atau justru untuk
memenuhi egoisme mereka akibat kekhawatiran mereka karena panik jika
melihat perkembangan anaknya tidak secepat perkembangan anak lainnya?
Psikolog anak, David Elkind
(1998, dalam Papalia dkk, 2005) mengatakan bahwa tekanan di zaman modern
membuat anak tumbuh terlalu cepat dan akhirnya membuat masa kanak-kanak mereka
dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan stres. Elkind juga mengatakan bahwa
saat ini anak diharapkan untuk selalu sukses di sekolah, berkompetisi dalam
olahraga dan memenuhi kebutuhan orang tua.
Saat ini memang anak-anak
cenderung lebih di ”press” oleh orang tuanya untuk mengikuti lembaga pendidikan
sejak dini, orang tua berharap anak mereka bisa berkembang dengan cepat.
Namun, campur tangan yang berlebihan kepada anak dengan memberikan mereka
beragam paket tumbuh kembang, tanpa disadari bisa saja malah menjadi tindak
penganiayaan fisik dan psikis bagi anak.
Selain itu , PAUD juga
mengakibatkan adanya hal yang mesti dikorbankan yaitu masa-masa
kanak-kanak mereka sendiri, yang seharusnya dilalui dengan bermain justru pada
kenyataannya mesti dilalui dengan rutinitas sekolah. Mereka dicekoki oleh
berbagai macam pelajaran dan tugas. Hal inilah yang justru dikatakan oleh
Elkind sebagai pemicu timbulnya stres dalam diri anak yang mengakibatkan perasaan
cemas di masa-masa kanak-kanak meningkat dengan cepat. Rasa cemas yang dialami
anak tersebut tidak bisa kita abaikan, karena semakin kuatnya rasa cemas ini
mungkin saja menjadi pemicu tingginya tingkat kriminalitas dan kekerasan.
Oleh karena itu, para orang
tua harus lebih bijak dalam menyikapi persoalan ini. Memang tidak salah jika
orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, namun perlu dilihat pula
apakah sang anak ikut menikmatinya atau justru malah melakukakannya dengan
terpaksa. Kita juga perlu
mempertimbangkan kepentingan anak, menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan anak,
serta mengkaji dampak positif maupun negatif bagi kelangsungan hidup mereka di
masa depan. Dengan demikian, anak pun dapat menikmati proses tumbuh kembangnya
dengan baik, karena tak lagi merasa terbebani dengan tekanan yang diciptakan
orang tua maupun lingkungannya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah memberikan komentar dipostingan ini. Semoga Bermanfaat...